AHLAN WA SAHLAN HUNAA....

Minggu, 08 Agustus 2010

Batam Story from 'Bukit Senyum'

Batam menggeliat, beuhh. satu-satu motor2 dan mobil2 keluar dari sarangnya, pagi ini hari sabtu, dan aku yakin, setiap karyawan yang mayoritas penduduk batam akan merasakan hal serupa, HARI TERAKHIR. wekend. dan akupun tersenyum membayangkannya. 
Satu bus damri melintas cepat dengan suaranya yang berkelakar... ronsok cina.. huft.. manfaatnya tak sebanding penyakit yang ia bawa... kebisingan dan polusi. Sepagi ini, sejuknya batam sudah terjajah sebagian ambisi....
namun, di sini bus damri bukan satu-satunya ambisi. hanya satu bagian ambisi, dari sekian banyak ambisi, sebab setiap orang memiliki ambisi, yang ku tau, jumlah pabrik di sini juga ratusan, atau bahkan ribuan.. bayangkan, berapa ton limbah yang dikeluarkan? benar-benar memihak ambisi, namun merusak ekosistem dan keseimbangan alam. 
kawan, bukannya aku melarang dirimu berambisi, tapi. cobalah sedikit mengerti, ambisi itu bukanlah tujuan kita bukan. semacam apapun ambisimu, nanti ia akan berakhir pula.. 
Damri melaju, meninggalkan ku yang termenung memikirkannya di sisi jalan, di persimpangan... mungkin ia tidak merasa aku sedang memperhatikan dan menggibahnya.. hehe.. beruntung.
tiba-tiba aku teringat seorang kawan yang ambisius. mirip dengan damri butut yang masuk batam sudah tak perawan lagi. (kasian orang batam). robert namanya. ambisinya telah membutakan mata hatinya.
Robert sangat berambisi mendapatkan kekayaan keluarganya, memang keluarganya kaya raya. dan keluarganya pun harmonis. namun, karena ambisinya, ia tega menghabisi kedua orang tuanya dan adiknya. dan gilanya lagi, umurnya baru 14thn.
lalu, muncul lagi satu nama, agak samar. seorang ustadz (tak harus kusebut namanya). hmm... ??? ustadz juga berambisi kah?? ya, menurutku.
lalu muncul lagi satu nama. sita. ambisinya pupus dibayar dengan keperawanannya di kota kejam ini. gadis tak perawan lagi itu pernah berambisi menjadi model dan artis ngetop. namun ambisinya berakhir di sini dan akhirnya ia menjual diri. menyedihkan.
lagi, satu nama. Liu chong. renten cina. ah, aku tak paham apa maunya orang cina itu. namun, ambisinya membuatnya tak bisa membedakan mana manusia mana anjing. semuanya sama, objek kepuasan hidup.
satu-satu nama2 itu muncul. seperti motor2 dan mobil2 tadi. dan dari sederet nama tadi, ada satu nama yang membuatku terkejut.. Igoz.
igoz? bukannya igoz itu orang kampung?, udik?, bukannya dulu dia katro? ndeso? pantas gak dia berambisi? jangan menghayal bung..! lantas mau ia apain ambisinya itu??
aku masih termenung di sisi jalan, di persimpangan ini. memikirkan nama terakhir tadi. seakan pertanyaan-pertanyaan tadi menyalahkanku. dan, tentunya aku merasa bersalah. tiba2 ada segurat penyesalan yang begitu halus terbentang di sepanjang jalan di depanku. kebelakang menyusuri jejak yang telah kutapaki, sangat panjang hingga sejauh mataku memandang. terbersit sebuah keinginan untuk kembali menghapus gurat-gurat itu sedikit demi sedikit. tanpa meneruskan perjalananku. hingga tak ada lagi penyesalan...
namun, ini bukan masalah sedikit atau banyak kawan, ini tentang halal dan haram. dan waktulah yang mengharamkanku kembali.
kawan, sebesar apapun dan sekecil apapun penyesalan kita di sepanjang hidup kita, waktu tak kan pernah mengizinkan kita untuk menghapusnya. karna ia adalah warna. warna yang menghiasi sang waktu. to be continued... hehehe..
.
.
.coming back.
Batam, perempatan jalan, sabtu 21.00 wib. (waktu indonesia batam). Aku masi di sini, di sisi jalan, mencurahkan perhatian pd jalan yang makin sesak dengan kepulan asap. Asap-asap ambisi. Dan tak seperti malam2 biasanya. Malam ini tmpak lbh sesak...
"Malming", seorang pjalan kaki yang kutanya menjawab tentang keramaian ini. Ya, skarang malam minggu. Stiap orang bebas menghmburkan ambisi2x. Namun, batam tetap cuek seperti saat ketika ia bngun tadi. Bagai bertepuk sebelah tangan, bagaimanapun para ambisius itu mencabik-cabiknya, ia hanya diam menunggu. Dan aku yakin, suatu saat dia pasti bosan dengan semua ini.
"DHUAARRR!!!" tiba-tiba seseorang mengagetkanku dari belakang. membuyarkan semua lamunan dan bayang-bayang dari tadi. 
"astaghfirullahal adziimm...!! kau bro! rase nak copot jantungk wak ni, puas kau liat wak hampir matti, hah?!." sungutku padanya yang sedang cekikan. panggilan bro bukan aku ambil dari kata brother, tapi karena namanya broto. Broto sukaryo. pemuda kelahiran tahun 1989 asal magelang. ia sangat senang jika kupanggil broto atau karyo. tidak tau benar tidaknya, nama yang menampakkan ciri khas jawa itu katanya mengandung makna autentik, cerdas dan elegan. broto artinya orang yang memiliki kemulyaan, sedangkan karyo, artinya berkarya. dia sahabatku satu-satunya di sini. di rantau orang. usianya pun tak jauh beda dengan umurku yang mulai beranjak 23thn. 
"laghiaan.. malem-malem ku ojho ngelamun ooo... pamali ooo.. po mene, saiki malem mingghuu..." sahutnya sambil menahan tawa yang mulai reda. aneh sekali, sudah sekian tahun tinggal di batam yang mayoritas bahasanya melayu, logat jawanya masih sangat kental.. 

bersambung lagii...

2 komentar:

  1. Apa lah bersambung truZzz
    padahal ceerita nya seru

    BalasHapus
  2. tunggu edisi lanjutannya yang sedang dalam perjalanan...

    BalasHapus

silahkan isi komentar antum antunna di sini: