AHLAN WA SAHLAN HUNAA....

Jumat, 11 September 2015

Al Asyrul Awaa-il ( 10 Hari pertama Dzul Hijjah)

bacalah DENGAN NAMA Tuhanmu....

Bismillahirrahmanirrahim...
Demi mengisi hari Jumat yang berkah di hari - hari terakhir Dzul Qa'dah ini, saya ingin kembali berbagi ide dan pikiran tentang satu hal yang mungkin bisa menjadi manfaat bagi kita semua.

Hiruk-pikuk dan berbagai kesibukan sekaligus permasalahan-permasalahan memang sering kali melupakan kita pada banyak hal, bahkan tidak jarang melupakan kita pada nama hari di mana kita bangun di pagi harinya.

Jika sudah demikian, jangankan hari-hari penuh keutamaan dalam Islam yang akan diingat, tanggal Hijriyah saja harus "bertanya" pada "mbah" google untuk mengingatnya. Sejauh itukah kita dengan Islam sekarang? Entahlah, yang jelas, mau tidak mau kita akui, itulah faktanya.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, izinkan saya yang juga banyak sekali lupanya ini berbagi tentang keutamaan 10 hari pertama di bulan Dzul Hijjah yang insya Allah akan dimulai pada hari Selasa, 15 September mendatang.

Adalah kehendak juga sunnah Allah, memilih beberapa hari lebih utama dari seluruh hari yang ada seperti memilih hari Jumat atas hari-hari lainnya sebagai Sayyidul Ayam, Hijjul fuqaraa wal masakiin.

Seperti juga halnya demikian, Allah memilih Ka'bah dan Masjid Al Haram lebih utama atas seluruh tanah yang ada di permukaan bumi ini. Sehingga, shalat di sana menjadi 100.000 kali lipat pahalanya dibanding shalat di luar Masjid Al Haram selain masjid An Nabi yang 1000 kali lipat dan Al Quds yang 500 kali lipat dibanding masjid dan permukaan tanah lainnya di muka bumi.

Pun juga Allah memilih para nabi-nabi atas kaumnya, dan Nabi kita Muhammad atas semua nabi-nabi tersebut.

Begitulah sunnatullah yang berlaku di dunia ini, sehingga kita tidak perlu mempertanyakannya lagi, karena sejatinya pertanyaan-pertanyaan seperti; "Kenapa Allah harus memilih ka'bah?", "Kenapa harus hari Jumat?", "kenapa harus bahasa Arab?" "Kenapa harus Dzul hijjah?" dan pertanyaan-pertanyaan laiinya yang senada adalah pertanyaan - pertanyaan konyol yang tidak perlu dijawab, sebab kita sendiri pun menjalaninya dalam kehidupan sehari - hari.

Kita biasa memilih pecel untuk sarapan pagi, dari semua menu yang ada, bukan karena menu lainnya tidak enak tapi kitalah yang memilih pecel saat itu. Kita pun memilih baju yang cocok dan enak untuk dipakai hari ini dari seluruh pakaian yang kita punya, bukan karena pakaian yang lain sudah mau kita rombengkan, kita juga memilih si fulanah sebagai calon istri kita dari seluruh gadis yang ada, karena kita ingin memilihnya dengan alasan yang kita miliki, yang tidak berarti selain fulanah bukan selera kita atau tidak cocok dengan kita.

Dan harus kita ingat, kita pun adalah satu sel sperma terpilih yang berhasil membuahi sel telur dari jutaan bahkan milyaran sel yang ada saat itu. Begitulah logika berlakunya kehendak dan pilihan. Jika kita sebagai makhluk bebas memilih ini itu sebagai pilihan, maka apalagi Allah yang Maha Berkehendak. Tentu kehendak dan pilihanNya adalah mutlak.
Lalu kita sebagai makhluk hendak mempertanyakan atau bahkan memprotes pilihanNya? Ayolah kawan,  bukanlah engkau beragama dengan logis?

Okelah, tak perlu dijawab kita lanjut saja...
Allah swt berfirman dalam Al Fajr yang artinya;
"Demi waktu Fajar. Demi 10 Malam." QS. Al Fajr: 1 - 2)

Para ulama berpendapat 10 malam tersebut adalah 10 malam pertama di Bulan Dzul Hijjah. Ibnu Katsir menyebutkan dalam tafsir beliau riwayat Ibnu Abbas, "10 malam itu adalah 10 malam pertama bulan Dzul Hijjah."

Allah bersumpah dengan 10 malam itu disebabkan keutamaan yang dimilikinya, bahkan sebagian ulama berpendapat keutamaannya melebihi sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan. Namun sebagian lagi menyangkalnya.

Pendapat yang lebih bisa diterima adalah pendapat Ibnu Taimiyah dalam Majmu' Fatawanya yang berpendapat bahwa 10 malam terakhir Ramadhan lebih utama dari 10 malam pertama bulan Dulhijjah, namun 10 (siang) hari Dzul Hijjah, lebih utama dari 10 (siang) hari Ramadan.
Hal ini sebagai mana sabda Nabi; "Sebaik-baiknya hari-hari dunia adalah hari - hari Al Usyru (10 hari pertama Dzul Hijjah)." Hadits Shahih menurut Albani. (Shahih Al Jami' Al Shaghir: 1133)

Allah tidaklah bersumpah dengan sesuatu melainkan ada keutamaan yang harus kita perhatikan dalam hal tersebut. Begitu pula ketika Allah bersumpah dengan 10 malam pertama di bulan Dzul Hijjah.

Ibnu Hajar Al Asqalani dalam kitabnya Fathu al Bari fi syarhi Shahihi Al Bukhari, mengatakn, "Hal yang tampak sebagai sebab kelebihan 10 hari dzul hijjah yaitu sebab terkumpulnya seluruh Ummahat ibadah (ibadah utama) di dalamnya yaitu; shalat, puasa, sedekah dan Haji yang tidak terdapat di hari2 lain selain pnya"

Di antara keutamaan lain yang bisa saya rangkum dari 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah adalah hadits Nabi Riwayat Al Bukhari

"Dari Ibnu Abbas ra., Nabi saw bersabda; "Tiada hari-hari di mana 0allah lebih mencintai perbuatan baik di dalamnya melebihi hari-hari ini (Al Usyru)." para sahabat bertanya, "Tidak pula jihad ya rasul?" beliau menjawab "tidak pula jihad, kecuali jihad seorang yang keluar berperang dengan harta dan jiwanya dan tidak kembali lagi (syahid)."

Inilah, keutamaan yang ada di hari-hari mulia itu, semoga kita dapat memanfatkannya dengan sebaik-baiknya. Setidaknya, meskipun belum nisa menunaikan semua amalan utama seperti qurban dan haji, mudah-mudahan kita berbuat baik sebanyak-banyaknya. Karena sesuatu yang tidaj dapat kita ambil semua, tidak lantas kita tinggalkan semua.

Ibnu Rajab berkata;
من لم يستطع الوقوف بعرفة.
فليقف عند حدود الله الذي عرفه.
 ومن لم يستطع المبيت بمزدلفة.
فليبت على طاعة الله ليقربه ويزلفه.
ومن لم يقدر على ذبح هديه بمنى.
فليذبح هواه ليبلغ به الُمنى.
ومن لم يستطع الوصول للبيت لأنه بعيد.
فليقصد رب البيت فإنه أقرب إليه من حبل الوريد.
[ لطائف المعارف ص 633 ]

Yang tidak dapat wuquf di Arafah, maka hendaklah dia wuquf (berdiri) pada hudud (batasan2) Allah yang diketahuinya
Yang tidak dapat mabit di Muzdalifah, maka hendaklah ia senantiasa mebiasakan diri pada ketaatan agar selalu dekat dengan Allah.
Yang belum bisa menyembelih "hadyah"nya di Mina
Hendaklah mengejar citanya dengan menyembelih nafsunya
Yang belum bisa ke Baitullah karena jauhnya jarak, Maka hendaklah menujuh Rabb Baitullah yang lebih dekat dari urat leher.

Demikian, Semoga bermanfaat.
Imam Gazali.
Riyadh - Jumat, 11 sept 2015 M / 26 Dzul Hijjah 1436 H
sile bace lengkapnye >>