AHLAN WA SAHLAN HUNAA....

Jumat, 08 Oktober 2010

Iman kepada para Malaikat


                 Termasuk di antara Rukun-rukun Iman yang enam adalah beriman kepada Malaikat. Yaitu, keimanan kita secara jazm (percaya sepercaya-percayanya) dengan adanya malaikat. Makhluq Allah yang mulia-mulia itu. Yaitu, mengimani keberadaan mereka, nama-nama mereka, Ibadah mereka, ketaatan mereka, tugas-tugas mereka, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan mereka.
Namun, tidak dapat di pungkiri malaikat adalah termasuk dari makhluq-makhluq gaib yang apabila kita mencoba untuk ‘mengejarnya’ dengan mata dan akal kita yang kasat, tentunya merupakan sesuatu yang tidak mungkin. Bahkan hal itu bisa jadi mengganggu kemurnian iman kita kepada para malaikat.
Oleh karena itu, kunci dari keimanan kita disini adalah ilmu. Ilmu yang di sampaikan oleh Rasulullah saw. Bagaimana seharusnya kita beriman, berbuat dan bersikap. 
Pada dasarnya, kita wajib mengimani malaikat seperti yang disabdakan Rasulullah yang di riwayatkan oleh Umar bin Khatthab pada hadits yang kedua dari Al Arba’in an Nawawiyah tentang arti keimanan, namun dalam mengimani malaikat kita harus memenuhi dua syarat, yaitu;  
  1. Al Ilmu; pengetahuan yang tepat tentang mereka, menurut dalil-dalil yang jelas.
  2. Beriman terhadap apa-apa yang berkaitan dengan mereka seperti yang di ajarkan Rasulullah saw.
Pertama; kita harus mengetahui terlebih dahulu secara pasti siapa para malaikat itu, nama-nama mereka, ibadah mereka, ketaatan mereka, tugas-tugas mereka dll.
Kedua; setelah kita mengetahui, maka keimanan itu sendiri akan tertanam dan tumbuh dalam hati kita, tinggal bagaimana seseorang menjaga dan memelihara iman tersebut.
Keimanan tersebut pun terbagi menjadi 2 macam. Yaitu, mengimani secara tafshily, dan secara ijmaliy.
Beriman kepada malaikat secara Tafshil adalah mengimani mereka secara terperinci mulai dari sifat-sifatnya, nama-namanya, tugas-tugasnya dan hal-hal lainnya yang di sebutkan dalam Al Quran dan Al hadits tentang mereka. Sedangkan beriman secara Mujmal, adalah mengimani mereka seperti apa yang disebutkan dalam Al Quran dan Al hadits secara umum. Misalnya, tentang nama mereka, sifat mereka, bentuk penciptaan mereka, Ibadan dan ketaatan mereka ataupun tentang jumlah mereka yang tidak dapat kita ketahui. Maka kita harus mengimani mereka menurut dalil yang disebutkan dalam Al Quran.
Misalkan, iman kita secara ijmaliy mengimani keberadaan malaikat secara pasti. Sedangkan secara tafshiliy, kita mengimani hingga nama malaikat satu persatu (jibril, mikail, dst…), sifatnya yang bisa berubah bentuk, penciptaannya dari cahaya, dan lain sebagainya seperti yang disebutkan Al Quran dan Al Hadits.

Siapakah Malaikat itu?
Menurut bahasa  ملائكة  bentuk jama’ dari  ملك.  Dikatakan ia berasal dan kata (risalah), dan ada yang menyatakan (mengutus).
Sedang menurut Istilah, Malaikat adalah salah satu makhluq Allah SWT yang diciptakan-Nya dari cahaya (nuur)[1], dan diberikan kekuatan untuk senantiasa taat kepada-Nya tanpa bermaksiat sedikitpun[2]. Tidak pernah sedikitpun bermaksiat kepada Allah SWT, malaikat adalah makhluq yang paling takut kepada azab Allah SWT, sebagaimana dalam hadits nabi SAW berikut[3]:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا قَضَى اللَّهُ الْأَمْرَ فِي السَّمَاءِ ضَرَبَتْ الْمَلَائِكَةُ بِأَجْنِحَتِهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَالسِّلْسِلَةِ عَلَى صَفْوَانٍ يَنْفُذُهُمْ ذَلِكَ فَإِذَا { فُزِّعَ عَنْ قُلُوبِهِمْ قَالُوا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا } لِلَّذِي قَالَ { الْحَقَّ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ }
“Apabila Allah menentukan suatu keputusan di langit, maka semua malaikat sama-sama memukulkan sayapnya karena tunduk kepada firman Allah SWT, sehingga seperti bunyi-bunyian yang sangat nyaring. Sehingga apabila telah mereda rasa takut dalam hati mereka, maka mereka saling berbisik satu sama lain: Apakah yang diucapkan oleh Allah? Maka jawab yang lain: Kebenaran, Dia adalah Maha Luhur lagi Maha Besar.”

Sebenarnya jumlah malaikat itu berapa sih?
               Rasulullah SAW bersabda[4]: “Sesungguhnya aku mendengar langit berkeriut dan bergemeretak, dan tidaklah ada sejengkal tempatpun kecuali ada seorang malaikat meletakkan dahinya, bersujud atau berdiri; shalat.”
               Juga sabda Rasulullah saw[5]: “70.000 malaikat masuk ke dalam baitul Ma’mur pada setiap harinya dan tidak pernah keluar lagi sampai hari Kiamat.”
               Dua hadits di atas bukanlah sebagai petunjuk berapa jumlah malaikat seluruhnya. Karena Jumlah Malaikat Allah sangat banyak. Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Azza wa Jalla. Hal itu seperti yang dinyatakan dalam Al Quran;
وما يعلم جنود ربك إلا هو، وما هي إلا ذكرى للبشر.
“Dan tiadalah (yang) mengetahui tentara-tentara Tuhanmu kecuali Dia. Dan tiadalah hal itu kecuali peringatan bagi manusia.”
Mengenai hal ini, berarti kita hanya di perintahkan mengimani keberadaan meraka. Dengan kata lain, kita beriman secara Ijmaliy.  
Namun, dari sekian banyak malaikat, ada 10 malaikat yang wajib kita imani secara tafshil, Yaitu sebagai berikut;
1. Jibril[6], kadang juga disebut Ruhul Qudus atau Ruhul Amin. Tugasnya menyampaikan wahyu.
2. Mikal[7] atau sering disebut Mika’il. Sebagai pembagi rezeki.
3. Malik[8], atau Zabaniyyah[9]. Penjaga neraka.
4. Raqibun ‘Atid[10]  (Yang dekat lagi mencatat) atau juga Kiraman Katibin[11] (yang mulia lagi mencatat).
5. Israfil[12].
6. Munkar & Nakir[13]
Sedangkan dua nama yang tersisa merupakan nama-nama yang maudhu’ dan tidak di anjurkan untuk dipakai, yaitu;
1. Izra’il[14], oleh sebab itu yang benar adalah menamakannya dengan Malakul Maut[15].
2. Ridhwan[16], oleh karenanya yang benar adalah menamakannya dengan Penjaga Syurga[17].
Apa saja tugas-tugas mereka? Bagaimana sifat-sifat mereka?
Seperti yang sudah di sebutkan di atas, bahwa mereka memiliki tugas-tugas dan sifat-sifat khusus yang diperintahkan Allah terhadap mereka. Secara umum seperti yang disebutkan dalam Al Quran tugas-tugas para malaikat adalah;
1.      Beribadah kepada Allah SWT dengan senantiasa bertasbih kepada-Nya baik siang maupun malam tanpa rasa bosan maupun terpaksa[18]
2.      Membawa wahyu kepada anbiya’ maupun para Rasul[19].
3.      Memohon ampunan bagi kaum yang beriman[20].
4.      Meniup sangkakala[21].
5.      Mencatat amal perbuatan manusia dan jin[22]
6.      Mencabut nyawa[23].
7.      Memberi salam kepada para penghuni syurga[24].
8.      Menyiksa para penghuni neraka[25].
9.      Memikul arsy’ Allah SWT[26].
10.  Memberi kabar gembira dan memperkuat kondisi kaum mukminin[27].
11.  Mengerjakan berbagai pekerjaan lain selain di atas, seperti melarang perbuatan maksiat & memberikan pelajaran[28], membagi tugas & pekerjaan[29], membawa kebaikan, menyebarkan rahmat, membedakan antara benar & salah[30], dsb. Untuk lebih jelasnya lihat tambahan di belakang (halaman terakhir).
Sedangkan sifat-sifat mereka secara umum diantaranya adalah sebagai berikut;
1.      Ghaib. (tidak terlihat oleh kasat mata)
2.      Taat dan tak pernah maksiat kepada Allah.
3.      Teliti dan disiplin.
4.      Mereka juga memiliki sayap yang berbeda-beda, ada yang 2 pasang, 3, 4 bahkan malaikat Jibril Alaihissalam memiliki sayap hingga enam ratus.
5.      Senantiasa mendoakan dan mencintai serta menolong orang-orang mu’min.
6.      Dapat merubah bentuk dengan izin Allah swt. menyerupai sesuatu yang baik termasuk manusia.
7.      Tidak masuk pada rumah yang ada patungnya, atau gambar, atau anjing, atau lonceng dan merasa tersakiti dengan apa yang menyakiti orang-orang mu’min.
8.      Tidak suka masuk pada tempat-tempat yang hina. Seperti WC dsb.   
Lalu, apa sajakah kewajiban kita atas mereka?
Allah swt. memerintahkan kita untuk senantiasa mengimani para malaikat, dari kewujudannya, nama-namanya, sifat-sifatnya, serta yang berkaitan dengan jumlah dan tugas-tugasnya, juga tidak mencemarkan nama baik mereka dengan mengatakan mereka sebagai anak-anak Tuhan. Itu saja kewajiban kita atas malaikat. Tidak lebih.
Pengaruh beriman kepada Para Malaikat.
1.      Semakin meyakini kebesaran, kekuatan dan kemahakuasaan Allah SWT.
2.      Bersyukur kepada-Nya, karena telah menciptakan para malaikat untuk membantu kehidupan dan kepentingan manusia dan jin.
3.      Menumbuhkan cinta kepada amal shalih, karena mengetahui ibadah para malaikat
4.      Merasa takut bermaksiat karena meyakini berbagai tugas malaikat seperti mencatat perbuatannya, mencabut nyawa dan menyiksa di naar.
5.      Cinta kepada malaikat karena kedekatan ibadahnya kepada Allah SWT, dan karena mereka selalu membantu dan mendoakan kita.

Permasalahan-permasalahan yang terkait dengan keimanan kita terhadap malaikat.
Yang pertama;
Mengatakan bahwa malaikat adalah anak perempuan Allah. Inilah yang juga dikatakan kaum musyrikin. Maha Suci Allah dari semua yang mereka sifatkan. Hal ini terdapat dalam firman-Nya, yang artinya;
 “Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri apa yang mereka sukai.” (QS. An-Nahl [16]: 57)

Kedua
Menyembah dan Beribadah kepada para malaikat. Padahal jika mereka mau merenungi ayat-ayat Al-Qur’an, akan jelas ditemukan bahwa para malaikat itu sendiri hanya menyembah kepada Allah semata. Meskipun mereka diberi berbagai kelebihan oleh Allah, mereka tetaplah makhluk Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman;
 “Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud.” (QS. Al A’raaf [7]: 206)

Ketiga;
Menamakan para malaikat dengan nama-nama yang tidak ditetapkan Al Quran dan Al Hadits… seperti yang saya sebutkan di atas.

Keempat;
Sebagian orang beranggapan, bahwa malaikat-malaikat diciptakan untuk membantu Allah dalam menjalankan tugas-tugas ketuhanan. Maha Suci Allah dari perkataan seperti ini. Sebab Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan apabila Allah masih membutuhkan pembantu, apa bedanya Dia dengan makhluq, apa bedanya Dia dengan raja dunia? Bahkan apabila mereka pembantu Allah, apa jadinya kalo mereka minta naik gaji atau THR??? Na’udzubillah!!!
Dia-lah Allah yang menciptakan para malaikat tersebut. Allah menciptakan malaikat karena kehendak-Nya. Malaikat diciptakan sama seperti kita diciptakan, yaitu hanya untuk beribadah kepadanya. Dan Allah tidak butuh pada makhluk yang diciptakan-Nya, namun sebaliknya segala makhluk yang diciptakan Allah membutuhkan Allah. Malaikat-malaikat tersebut pun melaksanakan tugas-tugasnya karena diperintah oleh Allah dan diberi kemampuan untuk melaksanakannya.
Kesalahan anggapan ini adalah termasuk dari kesalahan pemahaman karena menyamakan Allah dengan makhluk, dalam hal ini adalah menyamakan Allah dengan kondisi para raja yang membutuhkan pembantu-pembantu untuk melaksanakan pekerjaannya. Dan ini termasuk dalam hakikat kesyirikan. -na’udzubillah mindzalik-.

والله أعلم بالصواب.


[1] . عن عائشة قالت قال رسول الله صلى الله عليه وسلم * خلقت الملائكة من نور وخلق الجان من مارج من نار وخلق آدم مما وصف لكم.رواه مسلم.
[2] . الأنبياء. 19- 20
[3] . رواه البخاري : 4701
[4] At Tabrani, Mu’jamul kabir, jilid. 10. hlm. 153
[5] HR. Bukhari wa Muslim.
[6] QS Al-Baqarah, 2/98
[7] QS Al-Baqarah, 2/98
[8] QS Az-Zukhruf, 43/77
[9] QS Al-‘Alaq, 96/18
[10] QS Qaaf, 50/18
[11] QS Al-Infithar, 82/11
[12] HR An-Nasa’i dalam shahihnya, no. 5519 & As-Suyuthi dlm Jaami’us Shaghir.
[13] HR Ibnu Abi ‘Ashim, dibaguskan oleh Albani dlm Zhilalil Jannah, II/114
[14] Imam Ibnu Katsir menukilnya dlm tafsirnya atas QS As-Sajdah, 32/11; namun haditsnya masih diragukan.
[15] sesuai dengan yang di namakan oleh Al-Qur’an, QS As-Sajdah, 32/11
[16] Haditsnya maudhu’, lih. Dha’if At-Targhib wat Tarhib, I/149;
[17] QS Az-Zumar, 39/73.
[18] QS Al-Anbiya’, 21/19-20
[19] QS Al-Baqarah, 2/97
[20] QS Ghafir, 40/7-9
[21] QS Az-Zumar, 39/68-70
[22] QS Qaaf, 50/16-18
[23] QS As-Sajdah, 32/11
[24] QS Ar-Ra’du, 13/23-24
[25] QS Az-Zukhruf, 43/77
[26] QS Ghafir, 40/7
[27] QS Al-Anfal, 8/12
[28] QS Ash-Shaffaat, 37/1-3
[29] QS Adz-Dzariyat, 51/1-4
[30] QS Al-Mursalat, 77/1-6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan isi komentar antum antunna di sini: