AHLAN WA SAHLAN HUNAA....

Selasa, 12 Januari 2016

Tahun Baru; Waktu, Optimisme dan Akidah yang Tergadai.

Tahun 2015 telah berlalu. Kini kita semua sudah sama - sama mengawali tahun 2016 masehi yang baru. Perhitungan hari demi hari tahun Gregorian telah kita mulai kembali. Demi terus menjaga eksistensi diri, kita harus terus mampu mengaktualisasi pribadi kepada nilai terbaik yang kita miliki. Terlebih identitas kita sebagai pemeluk agama tertinggi di muka bumi, Muslim. 

Sejatinya bagi kita, sekali lagi, seorang muslim, cukuplah tahun hijriyah sebagai perhitungan tahun laiknya yang telah Allah tetapkan perhitungannya sendiri dalam Al Quran dan As Sunnah. 

Jika kita benar - benar telah puas dengan kesempurnaan dan ketinggian ajaran serta peradaban agama kita, Islam, tentu saja permulaan tahun yang telah menjadi tren dunia ini tidak akan mampu menyita lebih banyak perhatian kita, apalagi sampai ikut - ikutan begadang demi menghitung detik - detik terakhir tahun yang lama, atau berhura - hura di lapangan dengan berbagai kemaksiatan dan foya - foya demi alasan kepuasan atau perpisahan. 

Boleh saja memakai perhitungan tahun kita dengan perhitungan Gregorian _ terlepas dari berbagai kekurangan dan kerancuan dari penanggalan tersebut_ karena memang tidak ada dalil yang melarang penggunaannya, akan tetapi salah besar jika kita lalu larut dan terlena dengan gaya hidup mereka dalam memperlakukan perhitungan hari. 

Kita sebagai muslim harusnya tahu bahwa manusia sebagaimana yang Hasan Al Bashri definisikan adalah kumpulan hari - hari, sehingga perlakuan kita pada hari yang kita miliki seperti halnya kita memperlakukan diri sendiri. Bagaimana kita menghargai hari, begitulah kita menghargai diri. Atau dengan pesan seorang Yong Ma, "You reap what you sow with your time" (kamu memetik apa yang kamu tanam dengan waktu yang kamu miliki) 

Islam adalah agama yang sangat tinggi dari sekedar sia - sia dan foya - foya di dunia. Islam adalah satu - satunya agama yang begitu intens dalam mengajarkan pemeluknya menghargai waktu. Maka sudah selayaknya kita senantiasa sangat berhati-hati dalam memperlakukan waktu karena setiap detiknya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah swt.

Satu lagi, yang sangat berbahaya bagi seorang muslim dalam memperlakukan waktu khususnya di setiap permulaan tahun yang baru yaitu tersebarnya berbagai khurafat atau penyimpangan akidah yang berkaitan dengan perhitungan hari atau tahun seperti fengshui, shio, hoki dan seterusnya yang sejatinya bukan menguntungkan, akan tetapi malah merugikan serugi - ruginya. 

Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama sebagai muslim mengingat ia nya sudah semakin mengkhawatirkan atau bahkan menjadi trend baik di kalangan orang - orang biasa maupun pejabat negara. 

Jelas sekali Allah swt dan rasulNya melarang kita percaya pada "'arraf" dan "kahin" (peramal/tukang tenung) karena memang inti dasar semua kepercayaan kita hanya kepada Allah swt. 
Jangankan percaya kepada mereka, datang kepada meraka saja kita akan kehilangan kepercayaan Allah swt. dengan tidak diterimanya ibadah kita selama 40 hari. Na'udzubillah! 

Akidah kita mengajarkan bahwa seorang muslim haruslah berusaha sebaik - baiknya dalam menjalani apa pun udaha dan profesi yang dijalani lalu memasrahkan segala hasil hanya kepada Allah swt yang maha Menentukan. 

Sehingga, misalkan ada seorang muslim yang ketika masuk tahun baru kemudian menggantung benda - benda aneh di depan rumah atau membeli burung tertentu nama, bentuk dan warnanya atau melepas ratusan burung merpati dan kodok atau mengubah arah masuk rumah dan lain sebagainya demi kelancaran dan kesuksesan dalam usaha maupun profesi, maka dia telah menukar agamanya yang penuh optimisme serta etos kerja terbaik dengan hal - hal yang mencederai kelogisannya dalam berfikir dan berusaha. Sungguh pertukaran yang merugi. 

Terlebih dari itu, dia telah mengotori akidahnya dengan hal yang dia sendiri pun tidak sepenuhnya yakin akan kebenarannya. 

Demikianlah bagaimana iblis dan para pengikutnya menjerumuskan manusia kepada kekafiran dan kesyirikan dengan senjata - senjata mereka seperti keputus-asaan, ketakutan, kemalasan, kelupaan, kelalaian dan keragu-raguan maka sudah selayaknya bagi kita untuk melawannya serta memohon perlindungan kepada Allah swt darinya. 

Semoga kita semua terhindar dari segala macam tipu daya syaitan yang terkutuk. Amin. 

Akhukum fillah Imam Gazali. 
Mekah, Rabu 25 Rabiul Awa 1437 / 6 Januari 2016
sile bace lengkapnye >>