AHLAN WA SAHLAN HUNAA....

Jumat, 04 Desember 2015

Hidup Melandak

bacalah DENGAN NAMA Tuhanmu....

Jumu'ah Mubarakah untuk setiap jiwa yang merindu syurga. Semoga Allah senantiasa merahmati kita selalu, amin.

Pagi ini saya akan berbagi sedikit tentang satu keindahan dalam menjalani hidup yang Allah ajarkan melalui seekor landak. Sungguh dalam kehidupan landak terdapat hikmah yang luar biasa bermanfaat bagi kita, selayaknya seekor gagak yang datang mengajarkan Qabil bagaimana mengubur jenazah saudaranya, jika kita mau berfikir tentunya.

Landak adalah hewan pengerat yang memiliki rambut tebal dan tajam seperti duri. Ia tercatat sebagai hewan pengerat terbesar ketiga di dunia dan tersebar di seluruh benua Asia, Afrika, dan Amerika seperti yang dirilis oleh Wikipedia.

Seekor Landak tidak mungkin merapat dengan landak lainnya di sebabkan duri-duri tajam di sekujur tubuhnya. Duri-duri tersebur tidak hanya sebagai pelindung diri dari musuh dan hewan pemangsa lainnya, bahkan juga menjadi "pelindung" dari pasangan dan anak - anak kandungnya sendiri...

Jika musim dingin tiba, dengan udara dingin yang lebih tajam menusuk dari duri-duri di sekujur tubuhnya, landak terpaksa saling merapat satu sama lainnya demi menghangatkan tubuh.

Itu artinya, secara otomatis mereka akan saling menyakiti satu sama lain dengan duri - duri di sekujur tubuh mereka.

Jika sekawanan landak itu telah merasa cukup hangat, mereka akan segera saling menjauh kembali, namun ketika dingin kembali menusuk, mereka akan segera merapat kembali..

Begitulah sepanjang siang dan malam musim dingin dalam kehidupan landak; antara saling mendekat dan menjauh satu sama lainnya.

Merapat terlalu lama bisa melahirkan luka parah pada tubuh mereka, sementara jika mereka tetap memilih menjauh dalam waktu yg lama bisa jadi udara dingin membunuh mereka.

Begitu pula kehidupan kita dengan orang - orang sekitar kita. Tak seorang pun dari kita yang tak "berduri" dan terbebas dari kesalahan yang mengitari...

Tentu kita sama sekali tidak akan dapat merasakan "hangatnya" kebersamaan jika kita tidak rela bersabar menanggung perihnya "duri - duri" orang lain, begitupun sebaliknya.

Oleh karena itu, siapa saja yg hendak mencari kawan tanpa kekurangan, selamanya dia akan hidup tak berteman. Bahkan, berlian yang indah dan mahal harganya, berasal dari bongkahan batu hitam tak berguna.

Inilah seni hidup yang diajarkan seekor landak kepada kita; seni  membutakan diri, seni melupakan, dan seni memaafkan kesalahan - kesalahan dan kekurangan orang lain.

"Lan Tahshul Alaa ad Daf-i, maa lam tahtamil wahza Asy Syauki."
(Engkau tidak akan merasakan kehangatan, selama tak mau menanggung perihnya tusukan duri)

Seni seperti ini adalah seni orang - orang sukses dan besar. Dimana kesalahan - kesalahan dan kekurangan kecil menjadi tak ada artinya demi tujuan - tujuan besar.

Bahkan Imam Ahmad bin Hambal berkata; 1/9 "Al Afiyah" ada pada sikap "At Taghaful" (melupakan dan memaafkan).

Semoga kita senantiasa terlimpahkan "al afiyah" dalam kehidupan kita. Selamat Jum'at, selamat melandak.

Akhukum fillah, Imam Gazali.
Riyadh - Jumu'ah pertama di awal musim dingin,
4 Desember 2015 / 21 Safar 1437 H

*terinspirasi dari kitab "Hikmatul Qanaafidz" karya Dziab Abu Sara

sile bace lengkapnye >>